Minggu, 05 Juli 2009

Penting, Pendidikan Kesehatan Reproduksi di Sekolah




Gizi.net - PERILAKU seksual berisiko yang dapat mengakibatkan tertular infeksi menular seksual (IMS)—termasuk HIV/AIDS serta kehamilan tak dikehendaki di kalangan remaja—perlu mendapat perhatian serius. Pendidikan kesehatan reproduksi sepatutnya diberikan sejak anak di sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA).

Menteri Kesehatan Achmad Sujudi mengemukakan hal itu kepada wartawan sebelum pertemuan dengan para pemenang Lomba Sekolah Sehat SD/MI dan SLTP/MTs Tingkat Nasional tahun 2001, akhir pekan lalu di Jakarta.

“Masalah reproduksi perlu dibicarakan secara terbuka, sehingga anak dan remaja memahami bagaimana organ seksual bekerja, tidak panik lagi jika mengalami menstruasi pertama bagi perempuan, dan mimpi pertama bagi laki-laki. Pada saat itu secara biologis mereka dewasa, namun secara psikologis dan sosial, belum. Pendidikan kesehatan reproduksi diperlukan agar mereka lebih berhati-hati menjaga kesehatannya,” papar Menkes.

Masalah lain yang menjadi ancaman adalah penyalahgun
aan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat-zat adiktif (NAPZA). Pemakaian NAPZA membuat anak menjadi tidak sadar, berubah kepribadian, serta mengalami adiksi (kecanduan).

Pembinaan kesehatan di sekolah dipandang merupakan strategi yang tepat, mengingat sebagian besar waktu anak sekolah dihabiskan di sekolah dan sepertiga penduduk Indonesia adalah anak usia sekolah.

Hal ini telah dirintis sejak tahun 1956 dengan pengembangan model Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Untuk memantapkan pembinaan UKS secara terpadu, 3 September 1984 ditetapkan Surat Keputusan Bersama antara Menteri Pendidikan, Menteri Kesehatan, dan Menteri dalam Negeri tentang pembentukan Tim Pembina UKS tingkat pusat. Hal ini diikuti tim pembina tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, serta Tim Pelaksana UKS di sekolah.

Dalam Pasal 45 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan disebutkan, kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat, sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

Berkait erat
Pendidikan dan kesehatan, lanjut Menkes, berkaitan erat. Anak yang sehat bisa belajar dengan baik. Sebaliknya, pendidikan mendukung tercapainya peningkatan status kesehatan.

Ada tiga program pokok UKS, yaitu pendidikan kesehatan yang diintegrasikan dengan semua mata pelajaran, pelayanan kesehatan di sekolah dengan adanya poliklinik (bagi sekolah yang mampu), usaha kesehatan gigi sekolah, serta pembinaan lingkungan sekolah sehat.

“Semua siswa diharapkan aktif berpartisipasi, memahami arti sehat, menerapkan perilaku sehat pada dirinya, dan menjaga kesehatan lingkungan. Juga memahami kesetaraan jender,” papar Sujudi.

Direktur Pusat Pengembangan kualitas Jasmani Departemen Pendidikan Nasional dr Suharto menambahkan, masalah kesetaraan jender merupakan bagian dari pendidikan kesehatan reproduksi. Saat ini ada beberapa materi yang disiapkan untuk masuk kurikulum.

“Kita sudah mengembangkan 25 buku pedoman untuk bacaan anak SD dan SMP. Sekarang sedang diui coba di 10 kabupaten di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Antara lain di Cilacap, Semarang, Demak, dan Pasuruan. Tujuannya, menyampaikan masalah kesehatan reproduksi secara betul. Buku ajar SD yang bias jender juga akan diubah,” tutur Suharto.

Mengenai lomba sekolah sehat yang telah diselenggarakan selama 10 tahun, menurut Suharto, parameter penilaian bukan pada gedung atau sarana sekolah tetapi pada pelaksanaan usaha kesehatan di sekolah. Aktivitas anak-anak dalam mengembangkan upaya kesehatan berperan penting. Selain itu, pengaruh sekolah terhadap lingkungan serta koordinasi antar sektor terkait.

Saat ini dikembangkan program food for education dengan bantuan Departemen Pertanian AS (USDA) berupa pemberian susu pada anak sekolah dari keluarga miskin. Tujuannya adalah meningkatkan asupan gizi, sehingga anak lebih sehat dan lebih mampu menerima pelajaran. Tahun ini rencananya satu juta anak sekolah di seluruh Indonesia akan diberi susu gratis tiga kali seminggu. (atk)

2 komentar:

Blog sangat menarik sekali, tetap pertahankan !!!!