Minggu, 05 Juli 2009

Pendidikan Kesehatan Holistik, Jangan Tunggu Sakit untuk Sehat


Pemerintah melalui Departemen Kesehatan melakukan terobosan dalam bidang pelayanan kesehatan seperti Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), asuransi kesehatan masyarakat dll. Jika dihitung, tidak sedikit dana dan anggaran yang harus dialokasikan untuk peningkatan sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di Indonesia.

Pertanyaannya? Sampai kapan program ini terus berjalan dan disubsidi terus oleh pemerintah? Sementara masyarakat kita yang mendapatkan fasilitas kartu jamkesmas masih belum begitu sadar dan perduli untuk bagaimana mencegah atau bagaimana memiliki ilmu serta wawasan pengetahuan agar tahu bagaimana tidak sakit ataupun memiliki pengetahuan untuk mampu melakukan tindakan awal pencegahan berbagai penyakit lebih dini.


Hal di atas dikatakan Senior Konsultan Layanan Kesehatan Menyeluruh Holistik Dr Muhammad Zuhri Lubis Dipl.PHY.Uk saat ditemui Global di kantornya Jalan Sei Serayu Medan.


Karena itulah, kata Zuhri, diperlukan solusi agar program tersebut tidak sia-sia. Salah satunya adalah dengan praktik pengobatan dan pelatihan holistik. Program ini bertujuan untuk berbagi ilmu dan pengetahuan serta ide bagaimana melakukan penghematan dana miliaran rupiah plus memberikan pendidikan kesehatan bagi masyarakat umum.


Pendidikan singkat ini merupakan terobosan baru sistem pelayanan kesehatan menyeluruh terpadu sistem holistik di Indonesia. Layanan kesehatan ini memberikan pendidikan singkat bagi masyarakat umum yang mau menambah ilmu pengetahuan cara mendeteksi berbagai macam penyakit dengan pelatihan dalam waktu hanya tiga hari, tanpa melihat latar belakang pendidikan masyarakat.


“Yang diutamakan adalah kemauan dan keinginan untuk bisa melayani dan membantu masyarakat luas dimulai dari keluarga sendiri, masyarakat di lingkungan sekitar kita hingga masyarakat luas,” jelas Zuhri.


Lebih jauh ia mengatakan, layanan kesehatan ini dapat membantu mendeteksi penyakit dalam waktu 20 menit. Apa sebenarnya penyakit dan di organ mana penyebab timbulnya penyakit tersebut.

Deteksi Singkat Kelainan Organ Tubuh


Ada beberapa organ tubuh yang dapat dideteksi dengan metode ini. Dari mulai bagian saraf otak, limbic, thalamus, hypothalamus, pineal, pituitary, meula oblongata, emosional, stres dan kejiwaan. Kemudian kelainan organ mata, hidung, sinusitis, gendang telinga, bagian leher, gondok, thyroid, parathyroid, tonsil dan amandel.


Kelainan bagian jantung, paru-paru, bronchial, broncus, alveolis. Kemudian kelainan liver, hepatitis, empedu, pancreas, limpa, tingkat asam lambung, kelainan usus, ambeien, hingga penyebab buang air besar tidak lancar dan kurang normal.


Selanjutnya saraf tulang belakang, pengeroposan tulang, kalsium, kelainan tulang tengah, tulang ekor/sacrum. Kelainan kulit, pembengkakan kaki, mendeteksi anak autis dan gangguan sistem organ tubuhnya.


Keseluruhan sistem kerja organ tubuh memiliki keterkaitan yang berhubungan antara satu dengan satu bagian lainnya. “Dengan sistem holistik inilah hal dan kelainan tersebut bisa bersama–sama diobati. Kita juga akan memberikan pengetahuan tentang makanan yang harus dimakan bagi penderita,” imbuh Zuhri. Jangan tunggu sakit untuk sehat.

Belum Pernah Ada


Selama ini, kata Zuhri, pendidikan kesehatan belum pernah ada diberikan pada masyarakat umum. Karena itu tidak mengherankan jika berbagai penyakit sulit dideteksi secara menyeluruh. Hanya berdasarkan apa yang dikeluhkan oleh penderitanya kemudian baru dilakukan pengobatan, tanpa mau mendeteksi bagaimana fungsi dan cara kerja organ tubuh lainnya yang tentunya hal ini akan merembes memengaruhi cara kerja organ dan fungsi tubuh bagian lainnya.


Pendidikan kesehatan dan layanan kesehatan menyeluruh terpadu holistik ini baru ada sejak 1998 silam, dikembangkan oleh Dr Mochammad Zuhri yang merupakan alumnus Faculty Medical Studies University of Srilanka, dan Institute of Phytobiophysisc United Kingdom (Uk) dan Malaysia.


Awalnya, masyarakat masih menganggap aneh terhadap sistem diagnosa ini. Namun, lama-kelamaan metode ini menjadi terobosan dan pionir sistem pelayanan kesehatan berbasis masyarakat.


“Kalau di luar negeri sudah tak asing lagi. Saat ini kita sedang melakukan kaderisasi di setiap lingkungan masyarakat. Agar tahu bagaimana menjaga kesehatan diri sendiri dan keluarga, agar terhindar dari timbulnya berbagai penyakit kronis. Selain itu juga bisa menghemat biaya,” tutur Zuhri.

Libatkan Sarjana Farmasi, Rawat Organ Tubuh Anda


Wilayah Indonesia yang dikaruniai dengan beragam jenis tanaman dan bahan obat alami diakui Zuhri merupakan nilai plus dalam menjalankan program kesehatan masyarakat. Sayangnya, kata Zuhri, kelebihan ini tidak sepenuhnya dimanfaatkan oleh pemerintah. “Libatkan saja peran serta para sarjana farmasi yang tersebar diperguruan tinggi di Sumatera Utara dan di Indonesia. Lakukan penelitian dan sosialisasikan hal ini pada seluruh masyarakat kita agar bersama-sama melakukan penelitian dan penanaman tanaman obat potensial tersebut,” sarannya.


Ironisnya, ternyata masyarakat dan pemerintah masih belum sadar akan pentingnya program ini. Padahal, tambah Zuhri, banyak orang asing seperti dari kalangan medis di Singapura, Malaysia, India dan China yang ‘kesengsem’ untuk belajar metode ini. Menurutnya, ada beberapa hal yang masih menjadi kendala dalam penerapan metode ini. Di antaranya adalah minimnya pengetahuan masyarakat, rendahnya pelayanan kesehatan untuk masyarakat, rendahnya SDM, dan juga masyarakat sendiri kurang mau peduli untuk bagaimana sehat dan tidak sakit.


Mesin saja membutuhkan perawatan yang intensive. Jika tidak, umurnya tidak akan bertahan lama. Seharusnya bisa dipakai 20 tahun, baru 2 tahun digunakan selanjutnya masuk gudang. Begitu juga dengan tubuh, pemeriksaan rutin seharusnya menjadi kewajiban.


Hal itulah kadang yang terlupakan oleh kita. Ketika organ tubuh sudah terserang penyakit baru kita sadar. Rumah sakit pun sepertinya akan menjadi rumah ke dua. Padahal, ini bisa dicegah jika kita melakukan pemeriksaan rutin terhadap organ tubuh.


“Jika kita teliti dan sadari, setiap berjumpa dengan rekan/kenalan/keluarga yang ditanyakan terlebih dahulu adalah gimana kabarnya? Keluarga sehat? Harusnya ini dapat menjadi referensi kita untuk selalu menjaga kesehatan tubuh,” ujar Zuhri lagi. “Apalagi penyakit datang menyerang tanpa permisi dan tidak memandang status setiap orang,” pungkasnya menambahkan.

1 komentar:

Blog sangat menarik sekali, tetap pertahankan !!!!